Kamis, 28 November 2013

tune up

TUNE UP MOBIL BENSIN KONVENSIONAL


Perubahan–perubahan ini meskipun lambat tetap berlangsung pada bagian-bagian tertentu. Oleh sebab itu, mesin perlu pemeriksaan, pembersihan, penyetelan atau penggantian, agar kemampuan mesin tetap berada pada kondisi baik atau optimal.  Dengan melakukan pemeriksaan, berarti membatasi menurunnya kemampuan dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin.
Sebelum kita melakukan pekerjaan tune up pada kendaraan, maka kita harus mempersiapkan dulu beberapa hal :
1.       Persiapan perlengkapan keselamatan kerja (fender, grill, steering, floor cover dan lain-lain)
2.       Persiapan untuk bekerja diantaranya tool set,  tacho meter, dwell tester, multitesterdan lain-lain
3.       Perlengkapan lain yang menunjang pekerjaan
PROSEDUR MELAKUKAN ENGINE TUNE – UP
*      Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin masih dingin
1.Pemeriksaan minyak pelumas mesin
2.Pemeriksaan sistem pendingin mesin
3.Pemeriksaan tali kipas
4.Pemeriksaan saringan bensin
5.Pemeriksaan saringan udara
6.Pemeriksaan baterai
7.Sistem pengapian
*      Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin bisa hidup/mesin hidup
1. Pemeriksaan Dwell Angle
2. Pemeriksaan/penyetelan putaran idle
3. Pemeriksaan saat Pengapian
*      Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin telah panas (temperatur kerja)
1. Pemeriksaan Celah Katup
2. Pemeriksaan kerja Karburator
3. Pemeriksaan/penyetelan putaran idle
4. Pemeriksaan Kompresi
5. Tes Jalan
1.       Pemeriksaan Baterai (ACCU)
Pekerjaan yang dilakukan pada Baterai diantaranya yaitu: Memeriksa tegangan baterai, Memeriksa jumlah elektrolit baterai, Memeriksa kondisi terminal baterai, Memeriksa berat jenis elektrolit baterai, Memeriksa kondisi kotak baterai
2.       Pemeriksaan system pelumas mesin
Ada 2 (dua) garis besar pekerjaan yang dilakukan pada pemeriksaan system pelumas mesin, yaitu: pemeriksaan volume/jumlah minya pelumas dan pemeriksaan kualitas minyak pelumas
3.       Pemeriksaan system pendingin
Ada beberapa pekerjaan yang dilakukan pada pemeriksaan system pendingin, yaitu:
  • Memeriksa jumlah dan kualitas air pendingin
  • Memeriksa kebocoran system pendingin
  • Memeriksa tutup radiator (katup tekan dan katup vakum)
  • Memeriksa sambungan/klem apakah ada yang kendor atau rusak
  • Memeriksa kondisi tali kipas
  • Memeriksa teganan tali kipas
  • Memeriksa sirkulasi air pendingin
4.      Pemeriksaan saringan bensin dan udara
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi dari saringan yang dipakai apakah masih baik-baik saja atau malah sudah rusak
5.       Sistem Pengapian
Ada banyak pekerjaan yang dilakukan pada system pengapian, yaitu:
1.    Busi : Memeriksa/Menyetel Celah busi, Memeriksa kondisi busi
2.    Kabel busi : Memeriksa tahanan kabel busi
3.    Distributor : Memeriksa tutup distributor, Memeriksa rotor, Memeriksa/Menyetel Celah Platina, Memeriksa/menyetel sudut dwell, Memeriksa kerja dari governor advancer, Memeriksa kerja dari vacuum advancer dan Oktan selector
4.    Ignition Coil : Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder ignition coil
6.       Memeriksa/menyetel putaran idle mesin
7.       Memeriksa/menyetel saat pengapian

stel platina

Cara Menyetel Celah Platina Mobil

Engine tercipta oleh adanya proses pembakaran yang sempurna dalam ruang bakar motor. Proses pembakaran ini terjadi merupakan kesatuan yang sempurna antara tiga unsur yaitu bahan bakar, udara dan api. Untuk mengatur itu semua dalam engine dilengkapi sebuah energi listrik untuk menghasilkan api pembakaran. Sistem pengapian engine adalah solusi dari itu semua. Nah disini akan dipaparkan cara penyetelan celah platina engine Kijang yang merupakan syarat terciptanya sistem pengapian yang baik. Pengapian ini merupakan jenis pengapian konvensional, dimana percikan bunga api listrik yang dihasilkan oleh pengaturan distributor sebagai pembagi arus ke masing-masing busi. Distributor memegang peranan penting untuk kelangsungan percikan bunga api secara terus menerus selama mobil hidup. Seperti yang terlihat di gambar adalah menunjukkan delco/distributor Kijang seri 5K/7K, distributor ini terdiri dari komponen utama antara lain : rumah distributor, tutup distributor, vaccum advancer, sentrifugal advancer, rotor, platina, condensor, as dan nok distributor. Komponen utama yang akan dilakukan penyetelan adalah platina/breaker point/kontak pemutus. Komponen ini mempunyai fungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan primer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder pada coil pengapian. Penyetelan platina menurut standart yang diijinkan dilakukan saat distributor terpasang pada tempatnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyetelan ini adalah aturan dasar yang harus dilakukan oleh seorang teknisi untuk merujuk pada benda kerja yang sedang di service. Aturan ini menurut SOP (Standart Operation Procedure) yang seharusnya dilakukan pada engine sesuai merknya. Seharusnya seorang teknisi melakukan pendekatan mutlak terhadapnya, namun demikian pada prakteknya penggabungan antara aturan standart dan aturan praktisi haruslah dilakukan untuk sebuah ketepatan dan kecepatan kerja supaya hasilnya optimal yaitu menghasilkan performa engine yang diinginkan.

Langkah-langkah penyetelan platina yaitu : 

1. Topkan mesin pada silinder 1 TDC (Top Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) merupakan salah satu cara standart untuk melakukan penyetelan mesin, pembongkaran/overhoul, tune up atau penggantian timing belt. Dengan mengetahui titik mati atas piston di harapkan akan mudah dalam proses perakitan kembali mesin mobil. 
Adapun cara untuk mengetahui TDC atau TMA silinder 1 melalui ciri-ciri sebagai berikut :

a. Melihat tanda di Pulley/Roda gila(Flywell) Untuk mesin umumnya sudah disertakan tanda TDC yaitu biasanya tanda pada pulley harus lurus dengan angka NOL (0) pada body mesin, atau yang berada pada roda gila tanda angka NOL/ huruf T harus lurus dengan tanda pada body.
b. Melihat posisi nok as / noken as (cam shaft) Nok as pada silinder yang TDC posisi roker arm kondisi bebas/ renggang tidak menekan batang valve. Periksa kerengangan batang valve/conecting rod dengan membuka lubang pemasukan oli di tutup kepala silinder, kemudian memasukan jari tangan untuk memastikan memutarnya batang valve.
c. Melihat arah rotor distributor. Untuk Setting timing yang sudah benar bisa juga di lihat dari arah rotor distributor, apabila mengarah ke busi no.2 (saat tutup distributor dilepas) atau kabel busi no.1 (saat tutup distributor dipasang) berarti top silinder 1.
d. Melihat Posisi Piston melalui lobang busi. Biasanya untuk yang masih ragu juga bisa meyakinkan posisi top dari lubang busi apabila langkah no 1,2 dan 3 sudah terlaksana, apabila busi belum terpasang.

 2. Posisikan platina pada puncak nok (Nok Delco) Sebelum dilakukan penyetelan platina dengan obeng (-) dan fuller gauge, terlebih dahulu lakukan pemeriksaan terhadap octan selector, dengan menepatkan tanda octan pada rumah distributor dan kondisikan kalau baut distributor belum terpasang. Langkah selanjutnya adalah menggunakan aturan dasar penyetelan platina, yaitu : a.) penyetelan dilakukan dengan menempatkan fuller pada rubbing block saat posisi platina menutup (0,45 mm), b) penyetelan dilakukan dengan menempatkan fuller pada celah platina dimana rubbing block/ebonit menyentuh ujung nok tertinggi delco (0,40mm)/platina membuka. Aturan yang kita ambil adalah pada point b, sebab apabila ebonit menyentul ujung tertinggi dari nok dengan menggeser distributor ke kiri penuh maka akan dihasilkan akurasi/ketepatan ukuran dan tidak akan kuatir apabila setelah distel platina akan menutup. nb : Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai puncak nok delco, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko.

3. Kendorkan baut pengikat platina Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau seperempat putaran saja. 

4. Stel platina sesuai spesifikasi mobil Pergunakan obeng (-) dan fuller gauge ukuran 0,40 mm untuk menyetel platina. Setelah itu lakukan langkah penyetelan yaitu ; a) Geser distributor dan tepatkan ebonit pada permukaan rata pada nok, setelah itu kencangkan baut sebelah kiri pada ujung bawah platina dan jangan terlalu kencang. b) Geser ke kanan penuh distributor sampai titik kontak membuka masukkan fuller gauge dan stel dengan obeng (-) hingga diperoleh ketepatan fuller pada titik kontak platina. Selanjutnya kencang bautnya, demikian juga kencangkan kembali baut sebelah kiri. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh tingkat akurasi yang tepat. nb. : Ingat !! celah platina berbanding terbalik dengan sudut dwell 

5. Finishing Sebelum dilakukan pengencangkan baut distributor terlabih dahulu kita periksa dengan fuller ketepatan celah platina dengan menggeser distributor pada obonit tidak menyentuh nok (posisi rata) ukur celah rubbing block-nok (0,45mm). Selanjutnya geser distributor dengan ebonit berada di ujung tertinggi nok, kemudian periksa celah platinanya (0,40mm). Setelah akurat, lakukan langkah selanjutnya mencari derajat pengapian secara manual yaitu ON_kan kunci kontak kemudian geser distributor hingga diperoleh api percikan pada awal membukanya platina. Selanjutnya kencangkan baut distributor. Apabila prosedur ini dilakukan dengan baik hanya butuh waktu kurang dari 5 menit dan di jamin hasil 100% pada kondisi angka sudut dwell = 52o Penyetelan platina dilakukan untuk mengembalikan kondisi saat pengapian supaya tepat dan menepatkan sudut dwell. Penyetelan ini bisa di setting ulang apabila kita mencari derajat pengapian dan sudut dwell yang belum akurat setelah menggunakan alat timing light dan tacho/dwell tester

stel rem tromol

Langkah Menyetel Rem Tangan Mobil Atau Rem Tromol

Selasa, April 23rd 2013. | DIY Otomotif, Otomotif
Otomotrip.com  - Rem tangan mobil atau rem parkir sangat penting terutama jika kita suka parkir atau kebetulan mobil berhenti ditempat yang miring,rem tangan mobil yang kurang pakem akan sangat sangat berbahaya jika kita sedang parkir atau berhenti di kemiringan,diatas gedung atau pun dijalan tanjakan.
Penyetelan terhadap rem tangan mobil atau hand brake atau handrem mobil diperlukan ketika rem tangan sudah terasa terlalu tinggi saat kita menarik tuas rem tangan,sedangkan untuk mobil matic jika pedal rem di kaki kiri sudah terasa terlalu dalam.
rem tangan atau handrem atau hand brakePada tuas rem tangan mobil terdapat gerigi untuk mengunci posisi rem, adanya gigi pada tuas rem ini akan berhubungan dengan jumlah klik yang terdengar ketika kita menarik tuas hand rem.
Untuk jumlah bunyi klik yang aman berada di antara 6 sampai 9 terdengar bunyi klik ketika menarik tuas rem. Di atas sembilan klik, rem tangan akan terasa lebih tinggi dan rawan dengan rem blong atau rem kurang pakem saat parkir.
Berikut cara mudah menyetel rem tangan melalui roda belakang pada mobil, baik yang hanya menggunakan rem tromol atau pun rem belakang yang dilengkapi cakram.
Menyetel rem tangan mobil juga bertujuan untuk mengetahui ketebalan kampas rem nya atau brake shoe atau pun kita sebut sebagai sepatu rem.
Langkah dan Cara Menyetel Rem Tromol Mobil
Persiapan peralatan yang diperlukan adalah:
1.Dongkrak untuk mengangkat mobil
2.Kunci Roda atau kunci 21 untuk kebanyakan kendaraan untuk membuka mur roda
3.Kunci 12 shock dan stang rachet atau kunci 12 kombinasi
4.Anti karat untuk mempermudah saat melepas drum brake atau tromol
5.Obeng Minus untuk memutar penyetel sepatu rem atau brake shoe
6.Baut 12 mm sebanyak 2 biji
Langkah Pembongkaran atau cara membuka rem tromol roda belakang sebelum menyetel kampas rem atau sepatu rem(brake shoe).
1.Parkir Mobil pada posisi yang rata untuk keamanan dan tambahkan pengganjal roda dan tarik rem tangan
2.Kendorkan mur roda belakang secukupnya sebelum mengangkat mobil
3.Dongkrak mobil sampai roda tidak menyentuh tanah,tidak perlu terlalu tinggi jarak dengan tanah.
4.Buka mur roda yang sudah di kendorkan
5.Buka Roda belakang.
Cara membuka drum brake atau tromol pada rem belakang mobilCara membuka tromol mobil
1.Setelah roda terbuka, masuk ke kabin untuk membebaskan atau menurunkan rem tangan
2.Setelah rem tangan diturunkan,putar drum brake atau tromol,kalau drum brake bisa digoyangkan dan ditarik keluar dengan mudah, maka lewati langkah cara membuka drum brake ini.
3.Semprotkan cairan Anti karat melewati celah sedikit yang ada di mur roda dan hub roda karena biasanya karat akan terlihat antara drum brake atau tromol dengan hub roda.
4.Tunggu 2 atau 3 menit agar cairan anti karat meresap antara celah hub roda dengan tromol
5.Masukan baut 12 mm ke lubang berulir ukuran 12 mm (lihat gambar di atas), putar baut 12 searah jarum jam kunci 12,bisa menggunakan kunci shock atau kunci 12 kombinasi sehingga drum brake tertarik keluar.
Catatan : Cara membuka tromol ini rem ini, posisi rem tangan harus turun, kalau tidak plat di belakang brake shoe(sepatu rem/kampas rem) bisa bengkok karena tertarik oleh sepatu rem yang menekan keras ke tromol saat drum brake ditarik keluar oleh baut 12.
6.Lepaskan drum brake dan buka kembali baut 12 yang di pakai untuk mengeluarkan atau menarik tromol (drum brake).
Menyetel rem tangan mobil dengan melebarkan jarak atau diameter sepatu rem (brake shoe)
Cara menyetel rem tromol atau rem tangan
1.Sebelum menyetel brake shoe,periksa ketebalan dari kampas rem nya, jika kurang dari 1 atau 2 mm lebih baik ganti kampas rem nya.
2.Ambil obeng minus putar ke arah atas gigi penyetel (lihat gambar di atas) biasanya akan terdengar bunyi klik saat diputar, hitung kira kira 5 sampai 10 klik. Saat diputar penyetel sepatu rem akan mengembang.
3.Kemudian masukan drum brake dan pastikan drum brake bisa masuk dengan mudah, kalau tidak bisa masuk berarti kampas rem terlalu keluar atau putaran penyetelan pada langkah ke 2 diatas terlalu banyak. Kurangi beberapa klik putaran gigi penyetel dengan memutar ke arah sebaliknya atau putar ke arah bawah.
4. Masukan lagi drum brake dan harus bisa berputar dengan mudah, karena jika tidak bisa berputar dengan mudah atau penyetelan kampas rem terlalu keluar, terkadang akan menimbulkan bunyi dug dug dari roda belakang saat mobil mundur.
5. Pasang kembali roda dengan benar dan kencangkan mur roda,
6. Masuk kabin dan cek berapa klik bunyi rem tangan saat ditarik tuas rem tangan , dan biasanya akan berada di angka 6 sampai 7 klik setelah penyetelan rem belakang.
Cara Menyetel Rem Tromol Belakang Yang Menggunakan Cakram
Penyetelam tromol pada rem cakram belakang Alphard 2004
Rem Cakram Belakang Alphard 2004
Untuk menyetel rem tromol atau menyetel tromol pada mobil yang menggunakan rem cakram belakang bisa dilakukan tanpa perlu membuka tromol atau disc-nya, karena biasanya sudah dilengkapi dengan lubang untuk penyetelan rem,seperti terlihat pada gambar di atas atau dibawah.
Bebaskan hand rem kemudian posisikan lubang yang ditutup dengan karet seperti gambar diatas,lepas karet penutup kemudian lihat menggunakan lampu senter untuk melihat posisi gear penyetelan tromol. Kemudian gunakan obeng minus untuk memutar gear seperti penyetelan tromol pada gambar urutan 3 diatas.
Putar penyetel tromol menggunakan obeng minus hingga tromol tidak bisa bergerak atau terkunci,kemudian balikkan arah putaran gear penyetel satu atau dua klik hingga tromol bisa berputar.
Menyetel rem tangan mobil toyota Limo
Rem Cakram Belakang Mobil Limo
Coba sekarang tarik handrem atau pedal rem kaki kiri untuk mobil matic dan rasakan bedanya, yang semula handrem terasa terlalu tinggi tidak akan terasa lagi dan handrem lebih pakem atau rem parkir mobil matik akan lebih pakem.
Terakhir jangan lupa juga lakukan prosedur atau cara yang sama untuk stel rem tangan mobil atau rem parkir pada roda belakang satunya,jangan lupa juga posisikan dongkrak mobil dengan benar dan aman.
Semoga bermanfaat.

cara stel kopling

Cara Menyetel Kopling Sepeda Motor

Menyetel kopling gampang-gampang susah,tapi bagi anda yang ingin belajar,yang tadinya susah jadi gampang.

Umumnya sistem kopling sepeda motor ada 2 :

1.Sistem Kopling Manual

Cara menyetel kopling jeis ini bisa kita lakukan pada tangkai kopling atau mur setelan dibagian bak mesin,karena kopling jenis ini menggunakan tali kopling.

Menyetelnya cukup memutar baut/mur penyetel sesuai keinginan,yang penting ada jarak bebasnya.Kenapa harus ada jarak bebasnya...? ya supaya kopling tidak menekan/bekerja saat kita lepas tangkai kopling.

Ingat juga jangan terlalu lebar jarak bebasnya,yang ada nanti kopling tidak bekerja saat menekan tangkai kopling.Menyetel kopling tanpa ada jarak bebas menyebabkan kopling slip sehingga umur kampas kopling berkurang atau cepat aus.

2.Sistem Kopling Otomatis
Kopling jenis ini tidak menggunakan tangkai kopling dan tali kopling,tapi menggunakan kopling ganda.

Cara menyetelnya:

a.kendorkan mur pengunci setelan

b.putar baut setelan sampai mentok kekanan

c.putar balik baut setelan kekiri kira-kira satu atau satu setengah putaran tergantung setelan yang diinginkan

d,pastikan pedal operan gigi ada jarak bebasnya,dengan menekan kebelakang


e.setelan anda yakin,kencangkan kembali mur pengunci baut setelan sambil menahan baut setelan,Teslah dengan mengoper gigi,lakukan langkah diatas,sampai anda yakin setelannya pas.

Gimana bro,.....gampang kan....! Tinggal kendorkan dan kencangkan aja,.... heeee
Semoga Bermanfaat,Selamat Menyetel Yaaaaa.....!

motor stater


Motor Starter Tipe Konvensional


Ditulis oleh: -
Bagian-Bagian Motor Starter Konvensional
Konstruksi Motor Starter Model Konvensional 
Solenoid (Magnetic Switch)
Solenoid disebut juga dengan magnetic switch Pada solenoid terdapat 3 buah terminal, yaitu terminal 30, terminal 50 dan terminal C. Terminal 50 adalah terminal yang dihubungkan dengan ST (starter) pada kunci kontak. Terminal 30 adalah terminal yang langsung di hubungkan dengan positif baterai dengan menggunakan kabel yang cukup besar agar arus yang besar dapat mengalir saat di- start. Pada model yang lain solenoid kadang mempunyai 4 buah terminal yaitu terminal 30,50,C dan B. Terminal B biasanya dipasangkan dengan terminal B pada koil pengapian yang mempunyai terminal B. Di dalam solenoid terdapat dua buah kumparan yang disebut hold in coil dan pull in coil.

Kumparan penarik (pull in coil) kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan terminal C, bila kunci kontak dalam keadaan tertutup, arus mengalir dari terminal 50 ke kumparan pull in coil kemudian ke terminal C lalu ke massa (melalui kumparan pada motor starter). Pada saat yang sama arus juga mengalir dari terminal 50 ke kumparan hold in coil kemudian ke massa. Akibatnya akan terjadi medan magnet pada pull in coil dan hold in coil sehingga plunyer tertarik. Tertariknya pluyer terutama di akibatkan oleh medan magnet yang di hasilkan oleh pull in coil.

Kumparan pull dan hold in coil yang di aliri arus Plunyer dapat tertarik pada saat pull in coil di aliri arus, karena posisi pluyer tidak simetris atau tidak ditengah kumparan sehingga saat terjadi medan magnet pada pull in coil, plunyer akan tertarik dan bergerak (ke kanan) sehingga plat kontak menempel menghubungkan terminal utama (30) dan terminal penghubung (C). Dengan kejadian ini, maka terminal 30 dan terminal C akan terhubung secara langsung melalui plat kontak. Pada sisi sebelah kiri plunyer dihubungkan dengan tuas penggerak (drive lever) yang ikut tertarik oleh plunyer saat pull in coil bekerja untuk mendorong gigi pinion bergerak maju berkaitan dengan roda gigi penerus (fly wheel).

Plat kontak menempel dan arus mengalir dari terminal 30 ke C, kumparan penahan (hold in coil) kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan bodi solenoid yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga plat kontak tetap dapat menempel dengan terminal utama dan terminal penghubung (menghubungkan terminal 30 dan terminal C) . Hold in coil diperlukan karena pada saat plat kontak terhubung dengan terminal 30 dan terminal C, maka tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50 dan terminal 30. Hal ini menyebabkan arus tidak mengalir dari terminal 50 ke pull in coil dan kemagnetan pada pull in coil menjadi hilang. Untuk mempertahankan posisi plat kontak tetap menempel maka hold in coil berperan dengan tetap menghasilkan medan magnet sehingga arus yang besar tetap dapat mengalir ke motor starter lewat plat kontak (motor starter tetap berputar.

Saat kunci kontak terbuka apabila kunci kontak dibuka (mesin sudah hidup), maka tidak ada arus yang mengalir ke terminal 50, pada saat ini plat kontak masih menempel dan menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Arus mengalir dari terminal C ke kumparan pull in coil, ke kumparan hold in coil, kemudian ke massa. Arah aliran arus pada ke dua kumparan tersebut berlawanan sehingga menghasilkan medan magnet yang saling berlawanan, hal ini menyebabkan terjadinya demagnetisasi atau saling menetralkan medan magnet sehingga plunyer akan kembali keposisi asalnya karena terdorong oleh pegas pengembali.

Overrunning Clutch (Kopling Starter)
Kopling starter (overrunning clutch atau starter clutch) ketika mesin dihidupkan pinion pada motor starter dan fly wheel (ring gear) satu sama lainnya saling berkaitan dengan fly wheel maka sekarang fly wheel dapat memutarkan motor starter. Karena roda gigi pada fly wheel jumlahnya jauh lebih banyak maka putaran gigi pinion pada motor starter menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat merusak motor starter terutama pada bagian armature, bantalan (bearing), kommutator dan sikat (brush).Untuk mencegah kerusakan tersebut, maka dipasang kopling starter yang bisa berputar dengan arah satu saja. Artinya pada saat motor starter berputar gaya putar poros motor starter dapat di salurkan ke fly wheel sehingga poros engkol dapat berputar, tetapi saat mesin sudah hidup, mesin tidak dapat memutarkan motor starter, kopling starter akan membebaskan putaran dari fly wheel ke motor starter. Ada beberapa tipe kopling starter, yaitu:
  • tipe roller 
  • tipe plat banyak 
  • tipe sprag
tipe roller
tipe roller
Kerja kopling starter Apabila motor starter bekerja, poros armature akan memutarkan rumah kopling searah jarum jam.Pegas pada kopling starter akan mendorong plunyer dan roller bergerak ke kiri berlawanan dengan gerakan putar rumah kopling. Akibatnya, roller akan terjepit di daerah yang sempit antar lubang roller pada rumahh kopling dan inner race. Karena roller terjepit, maka inner race akan terkunci dan ikut berputar bersama-sama dengan rumah kopling. Karena inner race menjadi satu kesatuan dengan gigi pinion, maka gigi pinion akan berputar berputar dan menggerakkan fly wheel. Jika mesin sudah hidup dan gigi pinion masih berhubungan dengan fly wheel, maka sekarang fly wheel akan memutarkan gigi pinion dan inner race. Gerakan putar inner race ini menyebabkan roller terdorong dan bergerak ke arah kanan sehingga berada pada daerah lubang roller yang longgar. Hal ini menyebabkan roller dapat berputar dengan bebas (roller tidak terjepit) sehingga rumah kopling tidak ikut berputar, dengan demikian kopling akan membebaskan/memutuskan putaran mesin ke motor starter.
Kopling Starter Tipe Plat Banyak 
 

Spline dibentuk sesuai dengan poros armature untuk menyesuaikan bentuk spline yang ada disisi dalam advance sleeve dan dapat bergerak meluncur. Plat kopling penggerak digabungkan ke groove (ulir) pada advance sleeve. Cara kerja kopling tipe plat banyak adalah sebagai berikut: pinion motor starter di dorong ke fly wheel oleh tuas pemindah (shift lever). Dalam keadaan ini jika pinion tertahan, maka putaran poros armature disalurkan ke advaance sleeve sehingga advance sleeve terdorong ke arah pinion melalui spilne. Gaya dorong ini diteruskan dari adavance sleeve ke pegas penggerak (driving spring) melalui plat kopling sehingga plat penggerak tertekan. hal ini akan menghasilkan tekanan pada permukaan kedua kopling dan menyalurkan gaya putar hasil gesekan pada keduanya. Setelah mesin hidup, gaya putar pada pinion akan lebih cepat dari poros armature, sehingga advance sleeve akan berputar dengan arah yang berlawanan dengan pinion dan kedua plat kopling terbebas sehingga gaya putar mesin tidak akan tersalurkan ke poros armature.
Kopling Starter Tipe Sprag 
 

Kopling tipe ini digunakan untuk mesin-mesin berat, cara kerjanya adalah sebagai berikut: outer race digerakkan oleh poros armature motor starter. Ketika mesin dihidupkan, outer race dan inner race akan menyatu karena gerakan outer race akan menyebabkan sprag terjepit diantara inner dan outer race. Hal ini menyebabkan inner race berputar secara bersamaan dengan outer race. Saat mesin hidup dan fly wheel menggerakkan pinion, inner race akan berputar lebih cepat dibanding outer race, sehingga sprag akan terdorong oleh inner race dan menyebabkan sprag tidak terjepit diantara inner dan outer race. Akibatnya inner dan outer race akan saling terbebas dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke motor starter.
Armature 
Armature terdiri dari beberapa bagian yaitu poros armature, kumparan, inti armature dan kommutator. Plat besi yang tipis digabung menjadi satu bentuk inti armature. Kumparan dililitkan pada inti armature dan dihubungkan dengan inti kommutator. Setiap segmen kommutator diisolasi dari segmen-segmen yang berada didekatnya. Sebuah poros baja dipasangkan pada lubang tengah inti armature. Kommutator terpasang pada poros tersebut dengan diberi isolasi. Kedua ujung poros ditopang oleh bantalan dan dapat berputar dengan bebas didalam yoke. Shaft pada armature terbuat dari baja khusus agar tidak mudah patah, bengkok atau berubah akibat adanya gaya yang besar. Poros armature mempunyai ulir atau spline dimana pinion bisa meluncur.

Armature pada daerah luar armature ada slot isolator untuk kumparan armature dengan tujuan agar inti besinya tidak overheating. Inti besi pada armature akan memperkuat medan magnet yang di hasilkan oleh kumparan armature. Besar kecilnya kumparan armature akan mempengaruhi besar kecilnya arusyang mengalir ke kumparan armature. Besar kecilnya arus akan mempengaruhi kuat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan armature sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya gaya putar yang dihasilkan.
Kumparan armature dialiri arus yang besar sehingga terbuat dari konduktor persegi yang digulung. Kumparan disisipkan kedalam slot yang sudah diisolasi dimana satu ujung kumparan disolder ke satu segmen kommutator dan satu ujung lainnya ke satu segmen kommutator lain. Karena itulah gaya putar yang dihasilkan dari masing-masing kumparan pada saat arus nya mengalir akan menyebabkan armature berputar. Bentuk inti besi nya ditunjukkan pada gambar dibawah umumnya dua kumparan disisipkan kedalam satu slot. Bahan untuk membungkus kumparan armature adalah kertas mika, fiber, atau plastik.
macam-macam bentuk inti besi
macam-macam bentuk inti besi 
Kommutator 
Kommutator berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan melalui sikat positif ke kumparan armature dan dari kumparan armature ke sikat negatif. Bentuk kommutator yang terbuat dari plat tembaga yang disusun dalam bentuk melingkar dengan isolator (mika) diantara plat-plat tersebut. Kumparan armature disolder pada plat kommutator. Dengan cara tersebut maka arus dapat mengalir dari sikat dalam satu arah kekumparan armature. Bagian dalam kommutator lebih tipis dari bagian luarnya. Untuk mencegah agar tidak mudah lepas, maka kommutator dipasangkan dengan mika berbentuk V atau ring penejepit berbentuk V. Masing-masing plat potongan kommutator dibungkus dengan mika yang ketebalannya sekitar 1 mm dan diameternya 0.5-0.8 mm lebih kecil dari diameter luar kommutator. Selama berputar kommutator selalu berhubungan dengan sikat yang dialiri arus yang besar diantara sikat dan kommutator. Karena itulah temperaturnya lebih tinggi sehingga mudah aus.
Kumparan Medan (Field Coil) 
Kumparan medan berfungsi untuk menghasilkan medan medan magnet yang diperlukan untuk memutarkan armature. Arus listrik yang mengalir kekumparan medan berasal dari terminal C solenoid. Kumparan medan adalah kumparan yang dililitkan pada inti kutub yang terbuat dari besi untuk menghasilkan medan magnet (terbentuk kutub utara dan kutub selatan) pada saat arus besar mengalirinya. Inti kutub terpasang pada rumah motor starter (yoke). Inti kutub dan rumah starter berfungsi juga untuk meningkatkan dan mengkonsentrasikan medan magnet yang dihasilkan kumparan medan. Kumparan medan terbuat dari kawat tembaga persegi dengan luas penampang yang cukup besar. Jumlah kumparan medan pada motor starter biasanya 2 buah atau 4 buah. Ujung kumparan medan terhubung dengan terminal C pada solenoid dan ujung-ujung lainnya dihubungkan dengan sikat. Ada 2 macam tipe magnet yang digunakan pada motor starter yaitu kumparan medan dengan elektromagnetic dan magnet permanen. Konstruksi dan komponen-komponen pendukungnya ditunjukkan pada gambar berikut.
 

Ada beberapa jenis hubungan antara kumparan medan dan armature yang digunakan untuk motor arus searah (DC) yaitu jenis gulungan seri, jenis gulungan shunt(paralel), tipe gulungan compound atau campuran, dan sejarang sudah ada gulungan yang menggunakan magnet permanen. Berikut penjelasan tentang jenis-jenis hubungan kumparan medan dan armature yang dipakai pada motor starter.
Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Seri

Gambar diatas memperlihatkan hubungan seri antara kumparan medan dan armature. Saat motor starter bekerja arus mengalir melalui kumparan medan kemudian ke kumparan armature dan ke massa melalui sikat. Ciri khas jenis ini adalah dapat memberikan daya putar yang besar namun tidak membuat arus yang berlebihan pada beban tinggi karena kecepatan putarannya dapat diatur secara otomatis sesuai dengan besar bebannya. Namun demikian tanpa beban kecepatan putarannya akan sangat tinggi sehingga motornya harus ditangani dengan benar agar tidak rusak. Karena itulah jenis motor ini banyak digunakan untuk motor starter. Karakteristik motor ini adalah sebagai berikut. Besarnya gaya putar pada motor adalah sesuai dengan besar arus armature dan kekuatan medan magnet. Kekuatan medan magnet ditentukan oleh arus kumparan medan dan arus armature. Grafik karaktristiknya tampak pada gambar dibawah ini. Pada saat arus armature nya besar maka gaya putarannya akan meningkat,

Arus armature berbanding terbalik dengan gaya elektromotif yang dihasilkan oleh motor. Gaya elektromotif adalah berbanding lurus dengan kecepatan motor atau maki cepat putaran motor makin besar gaya elektromptif lawan yang dibangkitkan. Oleh karena itulah arus armaturenya adalah berbanding terbalik dengan kecepatan motor. Seperti terlihat pada grafik, ketika kecepatannya renadah atau (bebannya tinggi) gaya putarannya akan tinggi karena arus pada armature naik, oleh karena itu gulungan model seri banyak dipakai pada motor starter. 
Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Shunt (Paralel)

Kumparan armature dan kumparan medan pada tipe ini dihubungan secara paralel. Sumber tegangan diberikan kemasing-masing kumparan dan masing-masing kumparan mempunyai massa sendiri. Kecepatan putaran motor jenis ini dapat di dengan mudah dengan mengatur arus yang mengalir ke kumparan medan. Gulungan jenis ini dapat digunakan pada motor dengan putaran yang tetap dan putarannya tidak akan berubah meskipun bebannya beragam. Akselerasi dan deselerasi kecepatan motor nya bisa divariasi tergantung dari arus kumparan medan. motor jenis ini diguanakan untuk window washer, cooling fan, power window dan sebagainya.

Skema motor jenis shunt (paralel) Karakteristik motor jenis ini, gaya putarannya berbanding lurus dengan arus armature dan kekuatan medan magnet pada kumparan medan. namun pada tipe ini kekutan medan magnetnya tidak dapat diubah sehingga grafiknya akan terlihat seperti gambar grafik diatas, karena itulah begitu arus armature nya besar(bebannya tinggi) maka gaya putarannya akan meningkat. Namun demikian ratio kenaikkannya lebih kecil dibandigkan dengan tipe gulungan seri.

Kecepatan putaran motor berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kekuatan medan magnet. Karena itulah ketika sumber power nya adalah baterai, maka tegangannnya akan stabil dan medan magnet tidak berubah, sebagai akibatnya ketika arus armature naik, maka tegangannya akan sedikit turun namun kecepatan putarannya hampir tetap konstan. 

Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Campupran (Compound)

Motor starter tipe ini kumparan armature dan satu kumparan medan dihubungkan secara seri dan dihubungkan juga kekumparan medan lainnya secara paralel. Arah kutub pada kedua kumparan medan ini adalah sama. Tipe ini adalah gabungan dari karakteristik tipe seri dan tipe paralel.

Pada saat motor starter melakukan start, ,motor ini mempunyai gaya putar yang besar seperti yang dimiliki oleh tipe kumparan seri, Setelah di start, motor ini akan berputar secara tetap seperti yang telah dimiliki oleh kumparan shunt. Jadi motor jenis ini struktur nya lebih rumit dibandingkan dengan jenis seri, Motor jenis ini biasanya digunakan untuk jenis wiper.
Motor Jenis Magnet Permanen 
Beberapa magnet permanen dibuat dari campuran boron, neodinium, dan besi yang dipasang pda rumah motor starter. Penggunaan magnet permanen dapat menghasilkan rangkaian kumparan medan magnet dan mengurangi berat motor starter sampai dengan 50%. Ciri utama motor jenis ini adalah ringan dan mempunyai daya magnet yang kuat. Kumparan medan dan inti kutub sudah tidak ada lagi. Kebutuhan arus listrik hanya digunakan untuk kumparan armature. Apabila arah arus dibalik maka arah putaran motor starter juga berubah. Hal ini karena arah kutub magnet permanen tidak berubah. Namun arah kutub armature dan elektromagnetik dapat diubah sesuai dengan arah arus. Tipe motor ini juga digunakan untuk windshield wiper motor, servo motor untuk mengontrol kecepatan idle ECU engine, motor step, pompa bahan bakar dan sebagainya.

Sikat dan Pemegang Sikat (Brush and Brush Holder) 
Empat buah sikat biasanya dipasang pada motor starter, dua untuk sikat positif dan dua lagi untuk sikat negatif, sikat atau brush sendiri berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan kekumparan armature (pada motor dengan gulungan tipe seri) melalui kommutator dan menyalurkan arus dari kumparan armature melalui kommutator ke massa. Dua sikat ditopang oleh pemegang sikat berisolasi (disebut dengan sikat positif), dan dua sikat lainnya ditopang oleh pemegang sikat yang terhubung dengan massa dan disebut sikat negatif. Sikat terbuat dari karbon, karbon graphit (electrical graphitic carbon, atau karbon graphit logam yang mempunyai kemampuan pelumasan dan kemampuan mengalirkan arus listrik yang baik.

Motor starter dialiri arus yang besar dan beroperasi dengan jangka waktu yang pendek, maka bahan Metallic graphitic carbon untuk tegangan rendah dan arus listrik besar biasanya dipakai oleh motor starter. Sikat Metallic grhapitic carbon terbuat dari bubuk tembaga dan grhapite yang mempunyai rasio tembaga sekitar 50-90%, sehingga tingkat tahananya rendah. Agar sikat dapat mengalirkan arus ke kumparan armature melalui kommutator, sikat harus kontak dengan kommutator. Kontak antara sikat dengan kommutator dijamin oleh pegas sikat yang dapat menjaga sikat selalu menempel dengan kommutator meskipun ada gerakan naik-turun akibat kommutator yang kurang rata atau faktor lainnya.

Tuas Penggerak (Drive Lever) 
Tuas penggerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion agar bisa berkaitan dengan gigi roda penerus (flywheel) pada saat motor starter dioperasikan. Bagian atas dari tuas penggerak ini dikaitkan dengan plunyer pada solenoid dan bagian bawahnya berhubungan dengan hub pada kopling starter (overrunning clutch). Gerak mendorng tuas tersbut berasal dari kaitan tuas plunyer (stud bolt) pada solenoid.
Tuas penggerak pada motor starter
Tuas penggerak pada motor star